Ruang Informasi Warga
Sholat Tarawih Pertama Disambut Sejuknya Air Hujan
Tarawih hari pertama disambut dengan sejuknya hujan dimana setelah beberapa hari puanas luar biasa, alhamdulillah. Di hari pertama tarawih kemarin jamaah membludak sampai ke area serambi/luar mushola. Meski turun hujan, jamaah tetap antusias mengikuti qiyamulail sampai selesai. Kasihan ibu-ibu dan anak-anak yang kedapatan sholat diluar, pas hujan pula.
Panitia Sigap Menutup Area Serambi Mushola dengan Sepanduk Baru
Melihat kondisi ini, dengan sigap panitia Romadhon tahun ini memasang spanduk baru (design yang baru dan tentunya menambah kesan menarik dan elegan) sebagai dinding penutup agar jamaah ibu-ibu dan anak-anak yang tidak kebagian tempat di dalam masih dapat mengikuti sholat tarawih dengan nyaman dan tidak kehujanan di serambi mushola dengan nyaman.
Memang ini bukanlah kondisi ideal, tetapi dengan kondisi mushola yang sudah tidak dapat menampung jamaah tarawih dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang ada, ini adalah upaya darurat terbaik yang dapat dilakukan oleh panitia.
Anak-Anak Bersemangat Menyiapkan Prasarana Sholat Tarawih dan Gotong Royong
Alhasil jamaah dapat melaksanakan ibadah sholat tarawih dengan gembira dan semangat, ditambah lagi pada tahun ini ada misi Ramadhan Anak Hebat BGGP. Anak-anak rajin sekali membersihkan mushola, menggelar karpet di dalam, menggelar terpal dan tikar di luar, menjaga peralatan. Dan yang paling penting, mereka mengerjakan semua ini dengan gotong royong dan penuh suka cita. Ini merupakan pemandangan yang menyejukkan dan membahagiakan orang tua, yang bisa kita nikmati di bulan Ramadhan tahun ini.
“Anak-Anak Hebat” Bersemangat Merapihkan Mushola Selesai Sholat Tarawih
Orang tua mana yang tak bahagia melihat anak-anaknya begitu rajin dan bersemangat menjaga kebersihan dan ikut berkontribusi lebih untuk lingkungan masyarakatnya. Ramadhan Anak Hebat BGGP.
Ternyata, untuk punya kontribusi lebih terhadap lingkungan masyarakat tidak harus tunggu tua, banyak cakap, tunggu banyak ide ataupun tunggu punya wibawa dan pengaruh, buktinya… anak-anak kecil saja bisa berkontribusi lebih untuk lingkungannya…
Jika kontribusi yang kecil dan sederhana saja kita tidak mampu dan tidak mau berikan, acuh atau bahkan malah offensive kepada lingkungan sendiri, apakah kita layak menyandang predikat manusia dewasa?